ekspostborneonews, Online /// Kotawaringin timur, Koordinator aksi warga Desa Ramban, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, Kotawaringin Timur (Kotim) sempat berseteru lantaran pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) mengatakan belum bisa memastikan kapan bisa dilakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP).
“Kami minta tindak tegas perusahaan ini, jangan tindas masyarakat dan tegakkan hukum pada oknum-oknum di belakang perusahaan ini. Bapak Ibu pimpinan dipilih rakyat untuk mensejahterakan rakyat, kami titip amanah ini,” kata Koordinator Aksi, Karliansyah, Kamis 20 Januari 2022
Usai menyampaikan hal tersebut Karliansyah yang juga Ketua Umum Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Betang Hagatang Kalimantan Tengah (Kalteng) menyerahkan laporan aksi dan meminta kapan bisa dijadwalkan rapat dengar pendapat (RDP).
Aksi warga yang meminta agar PT Menteng Jaya Sawit Perdana (MJSP) Group Kuala Lumpur Kepong (KLK) di desa setempat ditindak atas dugaan pelanggaran hukum tersebut awalnya disambut baik oleh stakeholder setempat.
Namun Pimpinan DPRD setempat menjawab belum bisa memastikan lantaran harus mempelajari terlebih dahulu laporan yang diserahkan. “Dewan tidak bisa tentukan kapan bisa RDP, kami tidak terima disuruh menunggu-nunggu, darah masyarakat ini tumpah. Harus bedakan mana yang utama dan harus diprioritaskan. Saya ingin membuat masalah ini jelas jangan kalian belokkan lagi,” tegasnya.
Karliansyah mengatakan, pihaknya datang untuk meminta tolong, bahkan ia menyebutkan anak-anak setiap hari menangis di desa karena mencari orang tuanya yang ditahan lantaran tuduhan pencurian kelapa sawit oleh PT MJSP.
“Jangan main-main dengan penderitaan rakyat, masyarakat kelaparan tapi kalian menjawab tunggu saja, kami mau kepastian kapan RDP nya. Kalau tidak sanggup bilang biar masyarakat yang menyelesaikan dengan caranya. Satu minggu kami beri batas waktu,” ujarnya.
Karliansyah beserta masa aksi sempat mengancam tidak akan pulang sebelum ada kepastian RDP, hingga mengancam membakar kantor DPRD Kotim apabila tidak mendengarkan aspirasi mereka. Namun pada akhirnya setelah melalui berbagai perbincangan masa aksi sepakat menunggu hingga 1 minggu. “Ingat kalian kemarin saat pemilu meminta-minta suara kepada masyarakat. Jadi, kalian jangan sampai mengkhianati rakyat. Kalian harus berpihak kepada rakyat,” teriaknya.
Pewarta. : Sugi
Sumber. : Karliansyah/ MK.com.
0 Komentar