Ticker

6/recent/ticker-posts

Sahat Kunjungi Peternakan Sapi Terintegrasi, Mengapresiasi Biosekuriti di Sulung Ranch


ekspostborneonews.com //Kotawaringin Barat - Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat M. Panggabean mengapresiasi implementasi biosekuriti di Sulung Ranch, Arut Selatan, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Penerapan biosekuriti untuk mencegah masuknya hama penyakit hewan karantina (HPHK) yang dapat merugikan secara ekonomi untuk peternakan. 

"Setelah keliling dan melihat langsung konsep peternakan milik PT Sulung Ranch yang mengintegrasikan dengan perkebunan sawit, saya mengapresiasi penerapan biosekuriti yang dilakukan. Budi daya sapi dilepasliarkan dengan memakan gulma dan pelepah daun sawit yang sudah tua," ujar Kepala Barantin Sahat, Rabu (28/2). 

Sahat menekankan pentingnya implementasi biosekuriti dalam pengelolaan peternakan. Dengan demikian dapat menghasilkan sapi yang sehat dan berkualitas. Barantin terus berkolaborasi dengan pemangku kepentingan dalam mendukung ketersediaan pangan yang aman. 



"Karantina bertugas di tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan. Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2019, selain mencegah masuk, keluar, dan tersebarnya HPHK, HPIK, dan OPTK, juga dalam pengawasan keamanan dan mutu pangan serta lainnya," tambahnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Plt. Deputi Bidang Karantina Hewan Wisnu Wasisa Putra mengatakan meski pemasukan bibit sapi dari Australia sudah berlangsung lama, tahun 2020 lalu, tetapi implementasi biosekuriti harus diterapkan dengan ketat. Sapi dari peternakan Sulung Ranch didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan pasar di Kalimantan. 

"Penerapan biosekuriti yang baik sejak pemasukan beberapa tahun lalu yang dikawal oleh Karantina, membuahkan hasil yang luar biasa. Selain itu, juga perlu pemberian vaksin secara rutin untuk pencegahan PMK (penyakit mulut dan kuku) dan LSD (Lumpy Skin Disease)," jelas Wisnu. 



Menurut Peter selaku Manajer PT Sulung Ranch jenis sapi yang dibudidayakan di peternakannya, yaitu sapi bali dan brahman. Konsep integrasi peternakan sapi dan perkebunan sawit memberikan banyak manfaat dalam peningkatan produktivitas kedua komoditas. "Produktivitas sapi bisa menghasilkan keturunan mencapai 80% dari indukan. Kemudian gulma menjadi pakan ternak sapi, sehingga penggunaan herbisida bisa berkurang," paparnya.

( Satriawati)

Posting Komentar

0 Komentar