ekspostborneonews.online /// Tamiang Layang, Poniran adalah salah satu dari empat tokoh yang pertama kali membangkitkan pergerakan Organisasi Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia.
Bersama Darso, Abdul Ghani dan Abramsyah Kursani sejak tahun 2008 silam, peran mereka memberdayakan dan mengembangkan potensi para pemuda dan remaja di Gumi Jari Janang Kalalawah dalam berkhidmat kepada pembangunan.
Pria yang lahir pada Kediri, tanggal 16 Mei 1968 ini memulai perjuangannya dari bangku Madrasah dan aktif dalam organisasi Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU). Pada 1994 ia kemudian membangun usaha bata di Kecamatan Dusun Timur.
“Pesan Kyai yang selalu saya ingat, seorang santri haruslah yang memberikan dampak kebaikan bagi orang lain dimanapun berada. Ketika tiba di Tamiang Layang, niatan saya adalah mengajarkan ilmu,”
Menurutnya, BKPRMI saat ini harus melaksanakan Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) mulai tingkat Kecamatan sehingga bisa mewakili dalam seleksi tingkat kabupaten. Ia mencontohkan, praktiknya bukan asal cabut nama-nama peserta yang didaftarkan oleh para wali anak kepada panitia kabupaten kemudian di utus dalam event tingkat Provinsi.
“terpenting ada seleksi baik secara tatap muka maupun daring. Awali dari desa dan kecamatan, sehingga semua Taman Pendidikan Alqur’an di daerah terlibat. Jangan tanggung-tanggung seperti sekarang,”ujarnya membagikan tips pengkaderan yang baik.
Poniran mengaku bersyukur atas partisipasi Barito Timur dalam seleksi Festival Anak Sholeh XI tingkat Kalimantan Tengah 7- 8 Januari kemaren, namun banyak anak yang berpotensi mengharumkan Barito Timur belum tergali.
Pewarta : Setiawan
0 Komentar